Dalam upaya menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian alam, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Gianyar terus menggulirkan berbagai program hijau yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Cek sumber https://dlhkotagianyar.id/, Melalui gerakan pengelolaan sampah, penghijauan, hingga edukasi lingkungan, Gianyar menegaskan komitmennya sebagai daerah berbudaya yang ramah lingkungan.
Pengelolaan Sampah Terpadu
Sampah menjadi tantangan utama seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Gianyar.
Melalui program “Gianyar Bersih”, DLH menggencarkan sistem pengelolaan sampah terpadu yang dimulai dari rumah tangga.
Warga diajak memilah sampah organik dan anorganik sejak dari sumbernya. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos, sementara sampah anorganik disalurkan ke bank sampah yang kini tersebar di 35 titik di seluruh kecamatan.
Data tahun 2025 mencatat, volume sampah di Gianyar mencapai lebih dari 210 ton per hari, dengan 60% di antaranya berasal dari rumah tangga. Namun, berkat partisipasi warga, DLH berhasil menekan volume sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hingga 20% lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
Bank Sampah dan Ekonomi Hijau
Sebagai bagian dari ekonomi sirkular, DLH Gianyar mengembangkan bank sampah digital yang terhubung dengan komunitas di setiap desa.
Melalui sistem ini, warga dapat menukar sampah anorganik dengan saldo digital atau kebutuhan rumah tangga.
Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) diinstitusionalisasikan melalui kerja sama lintas sektor: dari lembaga pendidikan, pelaku UMKM, hingga kelompok perempuan desa adat.
Program ini juga didukung dengan pelatihan daur ulang kreatif, yang menghasilkan produk ramah lingkungan seperti pot tanaman, pernak-pernik, dan tas dari bahan bekas.
Penghijauan dan Rehabilitasi Ruang Terbuka Hijau
Dalam menjaga kualitas udara dan keindahan kota, DLH Gianyar menjalankan program “Satu Pohon Satu Warga”.
Sepanjang tahun 2024–2025, sebanyak 14.000 batang pohon telah ditanam di berbagai titik — mulai dari kawasan padat penduduk, sekolah, hingga lahan kritis.
Selain menambah 10 hektare ruang terbuka hijau baru, DLH juga merevitalisasi 6 taman kota dan jalur hijau utama, seperti di kawasan Blahbatuh, Ubud, dan Sukawati.
Tujuannya bukan hanya mempercantik kota, tapi juga menurunkan suhu mikro dan meningkatkan serapan air tanah.
Pemantauan Kualitas Air, Udara, dan Tanah
Gianyar dikenal memiliki banyak sungai penting, seperti Sungai Petanu dan Pakerisan, yang menjadi nadi kehidupan dan pariwisata.
DLH secara rutin melakukan pemantauan kualitas air, udara, dan tanah di wilayah ini.
Hasil pengukuran tahun 2025 menunjukkan bahwa 88% sampel air sungai di Gianyar masih memenuhi baku mutu lingkungan, menandakan kualitas ekosistem yang terjaga.
Selain itu, pengawasan limbah industri dilakukan secara ketat, terutama di kawasan usaha kuliner dan penginapan.
DLH juga memperluas area pemantauan ke 10 hektare lahan hijau baru dan menggandeng komunitas lingkungan di 20 desa untuk melakukan observasi rutin berbasis masyarakat.
Edukasi dan Pelibatan Masyarakat: Menuju Gianyar Hijau
DLH Gianyar meyakini bahwa keberhasilan lingkungan bergantung pada partisipasi masyarakat.
Karena itu, berbagai program edukatif dijalankan, mulai dari sekolah Adiwiyata, lomba kebersihan antar-banjar, hingga kampanye “Gianyar Tanpa Plastik Sekali Pakai”.
Sepanjang 2025, tercatat 30 sekolah berstatus Adiwiyata, 20 komunitas hijau aktif, dan lebih dari 9.500 warga terlibat langsung dalam kegiatan edukasi lingkungan.
Harmoni Alam dan Budaya Bali
Seluruh program DLH Gianyar berpijak pada filosofi Tri Hita Karana — keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Pendekatan ini menjadikan setiap kegiatan lingkungan tidak hanya berorientasi teknis, tetapi juga spiritual dan budaya.
Dengan prinsip tersebut, Gianyar ingin menjadi contoh daerah yang mampu menggabungkan kemajuan ekonomi, pelestarian budaya, dan keberlanjutan ekologis.
Visi Gianyar Hijau 2030
DLH Kota Gianyar menegaskan visinya untuk mewujudkan “Gianyar Hijau 2030”, dengan empat pilar utama:
- Pengurangan sampah plastik hingga 50%
- Peningkatan ruang terbuka hijau hingga 30%
- Digitalisasi sistem pelaporan lingkungan
- Edukasi hijau berkelanjutan di sekolah dan desa
Kesimpulan:
Dengan semangat gotong royong dan nilai budaya yang kuat, DLH Kota Gianyar membuktikan bahwa pembangunan dapat berjalan beriringan dengan pelestarian alam.
Dari pengelolaan sampah hingga penghijauan, Gianyar bukan sekadar kota wisata — tapi contoh hidup harmoni antara manusia dan lingkungan.