SITABA Kabupaten Langkat: Inovasi Digital dalam Penanggulangan Bencana

Nasional

Kabupaten Langkat di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan keseriusannya dalam penanggulangan bencana dengan meluncurkan SITABA (Sistem Tanggap Bencana). SITABA adalah sebuah sistem berbasis digital yang dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penanganan bencana alam maupun non-alam di wilayah Kabupaten Langkat. Di era digital ini, SITABA menjadi bukti nyata bahwa pemerintah daerah tidak tinggal diam dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, potensi bencana, serta kebutuhan akan sistem respons yang cepat dan terkoordinasi. Info lebih lanjut https://ekinerja.langkatkab.go.id/sitaba/

1. Apa itu SITABA?

SITABA (Sistem Tanggap Bencana) adalah platform digital yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Langkat melalui situs ekinerja.langkatkab.go.id. Dirancang oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), SITABA bertujuan mendukung percepatan respons terhadap setiap kejadian bencana di wilayah Langkat. (ekinerja.langkatkab.go.id)

2. Fitur Unggulan

a. Laporan Bencana Terkini

SITABA menampilkan data real‑time jenis bencana, lokasi, dampak, serta status penanganan. Contohnya: pada 25 Mei 2025 dilaporkan terjadi longsor di Desa Telagah Sei Bingai, yang merusak dua rumah dan menutup satu jalan—dan saat itu penanganan sedang dilakukan oleh BPBD. (ekinerja.langkatkab.go.id)

b. Peta Wilayah & Posko

Tersedia visualisasi peta wilayah terdampak lengkap dengan titik posko dan jalur evakuasi, memudahkan koordinasi cepat antar instansi dan solusi tepat saat tanggap darurat.

c. Tim Edukasi & Kontak Darurat

SITABA juga menyediakan akses edukasi bencana serta nomor penting untuk dihubungi, mempercepat bantuan dan mengenalkan masyarakat terhadap tindakan mitigasi.

3. Peran dalam Penguatan Kinerja Pemerintah Daerah

Sistem ini merupakan bagian dari gerakan digitalisasi kinerja ASN di Langkat, selaras dengan e‑Kinerja yang diusung BKN. Aplikasi serupa e‑Kinerja sebelumnya telah digulirkan sejak 2015 sebagai sarana untuk melacak aktivitas harian PNS sesuai kontrak kerja, mendorong disiplin dan transparansi.

Melalui SITABA, aspek kinerja diperluas dengan fokus penanggulangan bencana. Sistem ini memungkinkan:

  • Instansi pemerintah (BPBD, Dinas PU, Dinkes, dll.) melaporkan dan mengolah data secara digital.
  • Pemkab Langkat memonitor efektivitas mitigasi dan merumuskan kebijakan lebih tepat.

4. Kenapa SITABA Penting?

a. Respon Lebih Cepat & Tertata

Dengan akses data terpusat dan real‑time, petugas tak perlu lagi menunggu laporan manual, melainkan langsung bergerak sesuai kebutuhan.

b. Transparansi dan Akuntabilitas

Masyarakat bisa melihat status penanganan bencana—apakah sudah ditangani atau masih on‑progress. Ini memupuk rasa percaya dan partisipasi publik.

c. Dasar Perencanaan Jangka Panjang

Data kejadian bencana yang tercatat secara sistematis bisa digunakan untuk menganalisis pola, mengidentifikasi titik rawan, dan menyusun rencana mitigasi jangka panjang.

5. Tantangan & Peluang

Tantangan:

  1. Literasi Digital & Akses Internet – Sebagian desa di Langkat masih terbatas konektivitas atau kurang paham teknologi.
  2. Koordinasi Instansi – Kolaborasi antar instansi pemerintah, kecamatan, dan desa perlu lebih diperkuat.
  3. Pemeliharaan Sistem – Keberlangsungan layanan sangat tergantung pada pembaruan rutin teknis dan sumber daya manusia yang mumpuni.

Peluang:

  • Integrasi dengan e‑Kinerja – Kolaborasi SITABA dengan sistem kinerja ASN lainnya dapat disinergikan agar memudahkan monitoring.
  • Publikasi Mitigasi & Edukasi – Akses ke info dan edukasi bencana skala komunitas secara langsung.
  • Pemanfaatan Data – Mendukung riset akademis, pelaporan SIG, dan pengembangan kebijakan antisipatif berbasis data.

6. Contoh Kasus Riil

  • Longsor Telagah Sei Bingai (25 Mei 2025): Dua rumah rusak, satu akses jalan tertutup; penanganan langsung BPBD bergerak cepat. Data tersebut ditampilkan real‑time oleh SITABA sehingga koordinasi evakuasi berlangsung efisien.
  • Banjir Hinai (18 Mei 2025): Dampak terhadap 15 rumah dan kondisi evakuasi dicatat, kemudian diperbarui saat evakuasi selesai.
  • Kebakaran Lahan (30 April 2025): Lahan seluas tiga hektar terbakar; status “padam” di-update setelah penanganan selesai.

7. Rekomendasi Pengembangan

  • Pelatihan rutin dan pendampingan di tingkat desa dan kecamatan agar penggunaan SITABA lebih maksimal.
  • Penguatan infrastruktur internet di wilayah terpencil—kolaborasi dengan PTSP atau sektor swasta.
  • Kolaborasi lintas sektor – penggabungan SITABA, e‑Kinerja, dan SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) untuk menunjang akuntabilitas dan kinerja menyeluruh.

Kesimpulan

SITABA bukan sekadar portal—ia adalah tulang punggung digital tanggap bencana Kabupaten Langkat. Sebagai bagian dari ekosistem e‑kinerja, SITABA menyajikan data real‑time, memudahkan koordinasi, mendukung transparansi, dan memperkuat dasar bagi kebijakan mitigasi. Meski tantangan seperti literasi digital dan infrastruktur masih ada, peluang inovasi terbuka lebar: integrasi data, pelibatan masyarakat, dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar SITABA semakin efektif dan berkontribusi nyata bagi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Langkat.

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *